Surat Kecil untuk Ayah
Penulis: @BuatAyah (Boy Candra)
Editor:
M. Rido Saiful
Penyelaras
Aksara: Irsyad Zulfahmi
Desainer
sampul: Diani apsari
Penanta
Letak: Erina Puspitasari
Penerbit:
Bukune
Redaksi
Bukune
Jln.
Haji Montong No.57
Ciganjur-Jagakarsa
Jakarta
Selatan 12630
Telp.
(021) 78883030 (Hunting), ext.207,208
Faks.
(021) 7270996
E-mail:
redaksi@bukune.com
Website:
www.bukune.com
SINOPSIS
Dear,
Ayah..
Apa
kabar? Kuharap kau selalu dalam keadaan baik dan sehat. Tak terasa waktu
bergulir dan aku beranjak dewasa.
Tapi,
semangat dan tenagamu untuk kami sekeluarga tak pernah pudar sedikit pun.
‘Kagum’
setidaknya hanya kata kecil yang bisa kuucapkan.
Ayah,
sungguh kuingin membuatmu bahagia juga bangga.
Di
relung hati kusematkan namamu dalam doa.
Aku
sayang Ayah. Maaf, aku tak pernah mengatakannya….
Surat
Kecil untuk Ayah adalah kumpulan cerita dari Boy Candra yang mengambil tema
sosok ayah. Tentang laki-laki yang selalu menyisihkan waktu demi anaknya,
bekerja keras seolah tanpa batas, dan dipenuhi cinta untuk keluarganya. Namun,
Ayah juga tetap manusia yang punya ceritanya sendiri. Dia mungkin tidak selalu
tegap dan jalannya sesekali meragu.
Memang,
ketegaran seorang ayah kadang membuat kita lupa; bahwa dia juga seorang
manusia.
Bagi
Seorang anak, Ayah adalah sosok lelaki yang paling dekat dalam hidupnya. Lelaki
yang mamberikan kasih tak terkira. Lelaki yang selalu mengahdirkan senyum di
pagi buta. Juga yang selalu menenangkan saat larut malam bercerita. Ia akan
selalu siap sedia untuk segala tangis dan luka yang mendera.
Menghadiahi
bahagia dalam perjalanan waktu sepanjang usia. Ayah tak pernah lelah membuat
anakanya BAHAGIA. Selalu ada cara yang dia ciptakan agar anak-anaknya merasa
aman. Ia berusaha memenuhi segala hal yang dibutukan keluargannya. Namun aku
taj mengenal siapa ayahku.
Ibu
menikah dengan lelaki yang dipujanya. Lelaki yang dipujiannya. Lelaki yang
diajarkan oleh ibu akhirnya aku panggil
dengan sebutan Ayah. Pernikahan itu melengkapi kebahagiaan Ibu.
Namun,
Cinta tak pernah menjamin kebahigian
setelah resmi menikah, Ibu baru mengetahui teryata ayah memeliki istri lain.
Lelaki itu mendustai ibu. Tentu hal itu membuat ibu murka karena disebut
sebagai istri muda. Karena memikirkan nasib dan masa depanku, lantas ibu
langsung memutuskan untuk bercerai.
Harusnya
kamu jujur atas semua ini. Kamu paham kan?. Pernikahan tanpa sebuah kejujuran
tak akan pernah barhasil dilalui dengan baik’’ Ibuku Manahan getir hatinya.
Tapi aku takut kamu tidak bisa menerima aku terlalu menginginkanmu menjadi
istiriku, ‘’ucap ayah. ‘’ lalu, apa menurutu sekarang aku bisa menerima begitu
saja?!’’ ayah hanya terdiam. Dia tahu kalau perempuan yang ada di depannya
sedang hancur perasaannya.
Ibu mencoba menerima kenyataan pahit itu. Semua ia
lakukan demi aku walau hatinya tak terkira hancurnya. Ibu belajar menerima
keyataan lelaki yang cintainya teryata tidak hanya milik dia seutuhnya. Meski
demikuan, Ayah jarang sekali pulang. Ia sering meninggalkan ibu dirumah
sendirian. Tak banyak waktu bersama ayah. Sampai suatu hari, pernikahan ibu
dengan Ayah membuahkan aku. Tapi, saat Masa kehamilan tuanya Ayah tak hadir
bahkan menjelang peralinan Ibu harus bersusah payah sendiri diantar oleh
saudara dirumah sakit. Di atas ranjang, detik-detik sebelum aku dilahirkan taka
ada Ayah mendampigi Ibu. Aku menangis dipelukan Ibu tanpa tahu siapa ayahku??
Tahun
demi tahun, aku tumbuh menjadi anak yang diajarkan oleh Ibu untuk menghormati
Ayah. Aku dilarang membeci Ayah. Seperti Ibu tak pernah membeci ayah. Meski
dalam hatinya banyak perasaan kecewa tak terkira. Kemarahan-kemarahan Ibu
menumpuk setiap hari, tapi tak sedikit pun ayah menanggapinya. Kemudian berita
terdegar Istri pertamanya meninggal dunia. Tentu saja, hal itu membuat Ayah
berduka. Namun, Ayahku sepertinya masih tak menyadari ada cinta yang besar dari Ibuku. Setelah
istri pertamanya meninggal, ayah bukannya pulang kerumsh untuk merawat
anank-anaknya Ia malah menikah lagi. Ibu, tak sadarkan diri menerima kenyataan
ini.
Menginjak
kelas 3 SD, ayah pergi meninggalkan rumah tanpa pernah kembali. Ibuku yang
kehilangan kesabaraan datang kerumah istri baru ayah. Ibu lelah meminta
penjelasan pada ayah. Kesabaraan Ibu telah kandas, hatinya berulang kali
tersakiti Akhirnya,
Ibu mengajukan perimintaan diceraikan. Namun, Lagi-lagi Ayah Berulah. Ia tak
mau menceraikan Ibu.
Hidupku
terus berlanjut dan semakin dewasa tanpa kehadiran Ayah, aku mendapatkan kabar
tentang ayah. Aku minta datang kejakarta oleh saudara tiriku. Sesampai dijakarta,
aku berharap bisa mendapat kabar baik tentang ayah. Aku sangat merindukan ayah,
aku merasa beruntung karena setidaknya aku punya abang-abng tiri yang teryata
masih sangat peduli padaku. Abang-abang tiriku mengatarkan aku dengan mobil.
Bkn menuju kerumah, tapi malah ketoko
bunga terlebih dahulu.
Aku
piker, Ini pasti kejutaan
Namun,
mataku lantas bersimbah air ketika abang mengatarku kedepan gerbang besar
sebuah pemakaman. Aku turun dari mobil dengan langkah gontai. Genggaman tangaku
yang memegang bunga lantas lunglai.
Kini,
Ayah yang kumiliki sudah tiada aku hanya bisa mendoakan dlam setiap sejudku
pada tuhan
Ayah,
tenganglah disana. Aku selalu ingin memelukmu. Hingga kini Tuhan mengabulkan
doaku, aku akan memelukmu. Melepaskan semua rindu yang kadang terasa
menyesakkan dada bersama ibu.
Kelebihan ::
- kelebihan dari novel ini adalah dapat membuat pembaca terhanyut dalam kisah yang diceritakan didalam novel ini
- Novel ini juga melampirkan beberapa perjangan anak,Ibu dalam kehidupan nyata
Kekurangan ::
- Novel ini hampir tidak mempuyai kekurangan, Namun setiap karya manusia pasti memeliki kekurangan. kekurangan dari novel ini adalah masih ada penulisan yang salah dan juga ada penulisan yang kurang menarik dan sullit dimengerti
Jangan Lupa Beli buku Surat Kecil Untuk Ayah Bukunya
Bagus Bgtt. Dan masih banyak
lagii cerita-cerita yang sedih